Pengalaman Belajar Bahasa Inggris Otodidak dan Gratis

Pada mau belajar Bahasa Inggris Otodidak? Sudah ubek-ubek postingan di blog ini belum? Or at least have you read the heartfelt post written by Febriyan last week? Dia cerita tentang kesulitan belajar Bahasa Inggris yang dialaminya. Baca deh buruan!

Gue jadi  juga pengen cerita (lagi) tentang pengalaman belajar bahasa internasional ini. Dan semoga ceritanya Febriyan kemarin dan cerita kami lainnya (masih) bisa ngebantu teman-teman blogger yang masih ingin belajar Bahasa Inggris. Terutama bagi para bloggers. Namapun blog ini Blog English Club. Ihik.

Ya gimana, ketika semua serba online dan bisa digoogling, kemampuan berbahasa Inggris jauh lebih penting dibandingkan sebelum-sebelumnya. Ya nggak? Apalagi buat kita yang ada nulis blog dan  aktif di media sosial.

Jangan sampe karena kita ngga ngerti trus malah melakukan kesalahan-kesalahan yang sebenernya minor dan bikin orang angkat alis. Pernah tahu kan, gimana seorang seleb medsos dibully netizen terhormat karena Bahasa Inggris (yang menurut para netizen) asal njeplak?

Anyway, let me tell you a story about me and English.

Bagaimana Belajar Bahasa Inggris Otodidak yang Efektif

Yes, you can learn this language all by yourself.

Gosah keluarin duit gede-gede buat kursus sana-sini. Pengalaman gue, dari dulu sampe sekarang belom pernah sekalipun ambil kursus atau les Bahasa Inggris. Cukup pelajaran di sekolah aja. Dan hasilnya?

Kemaren gue ikutan ambil placement testnya EF dan hasilnya gue di level advance.

Bisalah kalo cuma untuk survival ketika dilepas sendirian di negara berbahasa Inggris dan cukuplah buat bikin nota analisa kredit di kantor #BukanSombong #TapiCongkak. Tapi jangan ditanya struktur karena kalo dari segi grammar mungkin bakalan amburadul acakadut. #disambit

Jadi gimana caranya belajar Bahasa Inggris otodidak (dan gratis) yang gue lakukan?

Modal Keinginan Cukup

Belajar Bahasa Inggris Otodidak

Belajar Bahasa Inggris Otodidak

Pasti pernah denger kan di mana ada niat, di situ pasti ada jalan?

Niatnya jangan cuman pengen bisa Bahasa Inggris aja. Tapi niatkan dengan sungguh-sungguh:

“Pengen bisa Bahasa Inggris dengan gratis. Tanpa ngeluarin biaya sepeserpun”

Hahahahaha. Beneran loh, karena kalo cuma niat bisa Bahasa Inggris doang mah lama-lama bakalan tergoda ikutan kursus!

Beruntunglah gue karena Bapak yang supir dan Ibuk yang gak kerja menjadikan pilihan les tambahan Bahasa Inggris terlalu mahal buat kami.

Karena gue tumbuh di tahun-tahun internet masih dalam tahap awal pengembangan di Amrik sono, sumber daya yang ada cuma TV. Sesame Street pun jadi acara TV yang luar biasa bagus waktu itu. Acara TV inilah yang menjadikan belajar Bahasa Inggris otodidak versi gue sangat menyenangkan.

Bagaimana gue dulu nungguin setiap episode Sesame Street dengan buku dan pensil di tangan untuk mencatat segala vocabulary dari Cookie Monster, Count Dracula, Elmo, Big Bird dan teman-temannya.

Boro-boro ngerti tentang grammar. Waktu itu, tahu kalau cookies itu gue dan bisa ngitung sampai seratus saja sudah bangga!

Sederhana Saja Mikirnya

Sesame Street tetap menemani hari-hari selama SD sampai menjelang SMP dan kemudian di masa SMP ini mulailah gue mengenal musiknya Boyzone, Bakcstreet Boys, Spice Girls dari teman sekolah tentu saja.

Keinginan belajar Bahasa Inggris pun semakin kuat karena kalo nggak ngerti kan gak bisa ikutan nyanyiin lagu-lagu para idola ya. Untungnya, di SMP ini akhirnya untuk pertama kali gue berkenalan dengan pelajaran Bahasa Inggris secara resmi.

Iyes, dulu jaman gue SD gak ada pelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Bahasa Arab lebih utama dibandingkan Bahasa Inggris karena gue sekolah di SD Islam.

Mulailah gue mengenal grammar Bahasa Inggris untuk menyusun kata-kata menjadi kalimat.

simple keep it simple

Dari pelajaran di sekolah inilah gue akhirnya mendapatkan prinsip sederhana grammar yang gue yakini sampe sekarang. Apakah itu?

  1. Setelah Modal (Can, Could, May, Might, Must, Shall, Should, Will dan Would) pasti diikuti bentuk pertama kata kerja dan atau to-be (is, am, are)
  2. Future tense pasti pakai V1 (inget, will dan would termasuk modal)
  3. Kata kerja setelah have pasti diikuti dengan V3
  4. Passive voice pakai V3 kata kerjanya

Dengan panduan empat garis besar itu gue mulai mengarungi dunia dengan Bahasa Inggris (halah!). Etapi bener deh, mestinya dengan aturan sederhana di atas kalopun salah juga gak malu-maluin banget.

Buat panduan yang lebih lengkap tentang Bahasa Inggris di blog ini, bisa kalian buka dan baca-baca kategori English Essential.

Well, tentu saja untuk bentuk verbnya harus dihapalin tuh bagaimana verb bentuk pertama, kedua dan ketiganya. Apalagi buat yang irregular verbsnya. Tapi sehari ngapalin dua atau tiga kata juga cukup kan? Asalkan rutin dan gak kenal menyerah.  Yosh!

Semakin Dipakai Semakin Bagus

Percaya atau nggak, menggunakan Bahasa Inggris adalah bagian dari belajar itu sendiri.

Jadi kalau cuma belajar aja tanpa pernah pakai itu bahasanya gak akan ada gunanya untuk kemampuan berbahasa kita. Pemakaian Bahasa Inggris tentu saja untuk membaca, mendengarkan dan berbicara/berkomunikasi dua arah.

Pengalaman mulai memakai Bahasa Inggris dalam hal membaca

Aplikasi Bahasa Inggris paling awal yang gue lakukan dulu adalah membaca buku berbahasa Inggris di jaman SMP (selain buku pelajaran Bahasa Inggris tentunya)

Bukunya waktu itu adalah salah satu novelnya Agatha Christie yang gue sudah lupa judulnya apa. Hasil beli dari toko buku loak deket rumah (gue juga beli kamus English to English Webster Dictionary yang tebel banget).

Saat itu gue gak ngerti sama sekali apa yang diomongin di buku itu. Boro-boro memahami plot cerita detektif yang super njelimet, satu kalimat aja gak ngerti maksudnya apa. Dan bisa kalian bayangin gak sih, baca buku Bahasa Inggris, pas belom ngerti sama sekali dan pakai kamus English to English? Perjuangan berat Jenderal!

Akhirnya bukunya cuma terbaca satu atau dua paragraf tanpa gue sanggup lanjut lagi. Berujung dengan gue lebih sering baca Webster Dictionarynya. Lebih seru!

Pengalaman mulai memakai Bahasa Inggris dalam hal mendengarkan dan memahami kalimat

Jaman ketika gue SMA, Metro TV sudah mulai siarannya. Dan beruntungnya gue waktu itu stasiun TV ini memiliki satu acara berbahasa Inggris.

Lupa judul acaranya apa sih ya. Indonesia Now atau apa ya?

Tapi satu yang paling gue inget dari Metro TV ini adalah setiap sore gue akan dengan sotoynya mantengin acara ini. Ngerti? Kagak! Sama sekali gak ngerti. Tapi waktu itu gue bertekad untuk bisa mendengarkan berita apa sih yang mereka omongin. Iya, cukup dengan mendengarkan.

Masih inget gimana dulu teriak-teriak ke Bapak dan Ibuk buat ngasih tahu berita apa yang sedang dibacakan. Semacam bangga kalo bisa ngerti gitu. Bahahaha.

Kemudian gue pun masuk kerja dan sampai di Jakarta. Setelah pindah ke Jakarta, gue akhirnya punya kesempatan buat mendengarkan orang yang pakai Bahasa Inggris selama berjam-jam! Lewat DVD film!

What makes you go and watch a movie?

What makes you go and watch a movie?

Di Jakarta inilah gue pertama kali lihat film-film Hollywood dengan menyalakan subtitle berbahasa Inggris. Gak pernah sekalipun gue lihat DVD tanpa menyalakan subtitle Bahasa Inggrisnya. Ngerti? Awal-awal sih nggak.

Percaya atau gak, pertanyaan gue ke penjual DVD di Glodok adalah:

  1. Gambarnya udah bagus atau belom?
  2. Subtitle Bahasa Inggrisnya udah bagus atau belom?

Hahahahaha. Iyaaa. Masa lalu kelam gue sebagai hoarder DVD bajakan. Jangan ditiru ya manteman. Masa kegelapan gue itumah. Gue tetep nonton film terbaru di bioskop kok.

Even though I’m not proud of the pirated DVDs, they helped a lot.

Jadi jangan alergi dengerin berita-berita berbahasa Inggris dan kalau lihat film yang ada teksnya, pilih teks berbahasa Inggrisnya.

Pengalaman mulai menggunakan Bahasa Inggris secara aktif dalam mengekspresikan pikiran

Satu hal krusial dan tidak boleh dilewatkan dalam belajar Bahasa Inggris (apalagi gratis) adalah menemukan komunitas yang tepat untuk mempraktekkannya. Menggunakannya dalam percakapan dua arah.

Dan lagi-lagi gue beruntung banget menemukan Free Speaking Class di ITS sana.

Masa-masa akhir kuliah yang udah gak terlalu banyak praktikum membuat gue aktif mengunjungi pusat bahasa di kampus. Di situlah gue kenalan dengan sebuah kelas gratis untuk siapa saja yang pengen melatih kemampuan bicaranya.

BEC-Admins-Pray

Praying

Guru yang mendampingi kami waktu itu adalah mendiang Ibu Imas. Seorang perempuan ramah luar biasa yang selalu tersenyum apapun yang keluar dari mulut kami tanpa peduli betapa terbata-batanya ketika berbicara.

Apa saja yang dilakukan di kelas itu? Practically, semua peserta di kelas pernah ngomong dan saling mendengarkan dari mulai cerita tentang Doraemon dan bagaimana film kartun seharusnya tidak dilihat melulu sebagai film anak sampai debat tentang euthanasia!

Dan tidak ada satupun peserta kelas yang menertawakan peserta lainnya betapapun gagap dan incoherentnya kalimat yang disampaikan. Kami tertawa kalau memang ada guyonan dan hal-hal lucu.

Mencela kemampuan peserta lain? It was a big no!

Di kelas ini, everyone flourished. Kami mulai bisa mengalirkan kata-kata yang berkeliaran di alam pikiran ke mulut. Membuat sebuah gagasan masuk akal dalam bahasa yang asing untuk kami. Tanpa takut ditertawakan dan dengan penuh pemahaman bahwasannya Bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu kami.

Seperti mendiang Bu Imas sampaikan dengan penuh senyuman:

“Don’t worry, don’t be afraid. English is not your mother tongue. You have all the time in the world to form your words.”

Tantang Diri Sendiri dan Pede Aja Lagi!

Gue gak pernah punya kesempatan untuk menggunakan Bahasa Inggris dalam kegiatan sehari-hari sampai setelah ketika gue keluar dari Bank Mandiri. Alasan yang gue sampaikan ke bos-bos gue ketika mengundurkan diri adalah:

“Saya ingin menantang diri saya lebih jauh. Ingin belajar lebih banyak. And Sir, I want to work in an international environment. I want to be able to use my English actively”.

Atau kira-kira begitulah.

Sebelumnya, paling banter gue cuman pakai di interview sama direktur HR Bank Mandiri pas interview seperti yang gue ceritakan di atas. Gak ada les resmi Bahasa Inggris, gak pernah tinggal atau sekolah di luar negeri, tapi sok iyes banget ngomong gitu ke one-downnya direksi Bank Mandiri. Bahahaha.

Kenapa gitu? Karena interviewernya gue di tempat gue kerja setelah Bank Mandiri bilang gini:

“Where are you graduated from? Your (spoken) English is good as if you were graduated from overseas”

Hahahahahahahahahahhaha. Ini beneran gue gak bohong! Jadi pas dinyatakan diterima ya gue gak ragu-ragu buat mengundurkan diri dan pake alesan songong sebelumnya.

Sebelum interview itu apakah gue orang yang pede? Kagak!

Grogi setengah mampus pas interviewer gue yang masuk ruangan ternyata orang Jepang! Tapi ya, kalo gak pede dan gak mau menantang diri sendiri, mungkin gue gak akan pernah sampai di tempat gue sekarang ini dan ikutan posting di blognya BEC ini. *Senyum kuda

Jadi, Apa Saja yang Diperlukan untuk Belajar Bahasa Inggris Otodidak?

Sederhana kan yang diperlukan untuk bisa belajar Bahasa Inggris otodidak dan gratis? Hihihi.

Modal utamanya adalah keinginan kuat dan kemauan belajar untuk bisa berbahasa Inggris (dengan gratis). Apabila keinginan ini yang ada di kepala, maka kita bakalan mencari cara-cara yang bisa mendukung keinginan ini.

Apa saja yang perlu diingat supaya keinginan belajar Bahasa Inggris otodidak dengan gratis ini terwujud? Jaga semuanya tetap sederhana, gosah mikir Bahasa Inggris itu rumit. Selalu pakai setiap saat setiap waktu dengan banyak membaca, melihat film, mendengarkan musik. Gabung dengan komunitas atau buat komunitas sendiri yang saling mendukung dan selalu pede!

Jadi, belajar Bahasa Inggris itu sebenarnya gak susah kok. Siapapun bisa melakukannya, apalagi dengan kondisi di masa sekarang ini yang semuanya bisa langsung digoogling dan ditemukan dengan cepat. Bagaimana menurut teman-teman?

Ini nih beberapa link tentang pengalaman belajar Bahasa Inggris yang pernah tayang di blog ini selain link yang sudah disebut di atas dari Febriyan:   

13 thoughts on “Pengalaman Belajar Bahasa Inggris Otodidak dan Gratis

  1. Risalah Husna says:

    Huhuhu… Aku jadi malu sendiri. Aku lulusan sastra inggris yang harusnya untuk urusan speaking or conversation udah harus bagus lah yaa. Tapi karena jarang dipraktekin then ngga kerja di lingkungan yang mendukung, itu jadi bikin aku ngga ada apa-apanya. Hikss.

    But now, lagi mau ‘bangkit’ #ceilehh buat kembali belajar. At least, praktek sama anak-anak di rumah. Aku juga lagi belajar lewat tayangan berbahasa inggris like The Elen Show, it so excited when I found my self know what they talking about.

    Thanks yaa buat semangatnyaa lewat tulisan ini 🙂

    Liked by 1 person

    • dani says:

      Sama-sama Mba. Saya sendiri juga selalu berusaha tetep aktif pakai meskipun di kantor jarang-jarang juga ngomong. Hihihi.

      But at least we practice it for ourself. 💪🏼😁

      Like

  2. damarojat says:

    MENARIK!

    Bisa dikira lulusan LN, wow banget berarti mas.
    Memang harus ada jurus nekatnya ya. Kalau enggak ya sulit keluar dari tempurung.

    Saya dulu sempat ikut kursus 1 tahap. Ga lanjut karena ga ada duit hahaha.. waktu itu ikut placement test masuk intermediate 2. Dijalanin. Naik kelas dapet rangking 1 tapi ya itu tadi…ga bisa mbayar trus bye-bye.

    Selain itu saya dulu langganan majalah Kang Guru Radio English, minta printed issues promosi dari Kedubes2 via surat. Ada yang kasih majalah, ada yang kasih poster guede. Pokoknya cari yang gratisan. Trus cari pen pal. Ya maklum zaman internet masih dierami induknya.

    Liked by 1 person

    • dani says:

      Wah keren! Andaikan saja saya tahu tentang meminta freebie ke kedubes itu!

      Terimakasih banyak tambahan tipsnya. Jadi bisa dipraktekkan sama teman-teman yang baca.

      Jaman Internet sekarang mah malah jauh lebih gampang ya kalau mau freebies. 😁

      Like

  3. Kardoman Tumangger says:

    Thank you for sharing. Memang kendala keuangan di zaman dulu saya juga alami, tapi dengan teknologi zaman sekarang, speaking dan listening udah lumayan karena banyak nonton atau dengar lagu. Tapi klo writing, grammarnya masih kacau dan tidak pede..

    Liked by 1 person

  4. Lukman Hanafy says:

    Mungkin kalau aku sedikit aneh sih, tapi aku belajar dari game dan kebetulan game yang waktu iti aku mainin adalah adalah RPG kalau gak tahu maksut arti bahasanya bakalan gak tahu jalan ceritanya. Jaman sekarang sih lebih mudah lagi karena bisa berinteraksi langsung dengan pemain yang lain dari luar negeri dan apabila mereka gak paham maksut bahasa inggris kita mereka bakalan tanya.

    Like

Leave a comment