Image is borrowed from website nowiknow.com.
Menurut teman-teman apa modal terbesar dalam belajar Bahasa Inggris selain keinginan dan kebutuhan untuk menguasai bahasanya itu sendiri? Menurut saya sih kamus. Iya kamus! Hihihi…
Sudah berkali-kali saya berganti kamus dari jaman SMP dulu (karena belajar Bahasa Inggris pertama kali waktu SMP) dan di jaman itu belum ada yang namanya kamus online di internet. Saya beli-lah itu kamus-kamus sekian juta kata kamus Inggris-Indonesia dan sebaliknya. Tapi seiring berjalannya waktu, menggunakan kamus tersebut rasanya kurang afdol. Rasanya selalu saja ada yang kurang dengan kamus Inggris-Indonesia yang saya pergunakan, tapi saya tidak secara tepat tahu apakah itu.
Sampai kemudian ketika suatu hari jalan-jalan di toko buku bekas dan menemukan Websters Dictionary seharga Rp. 30.000, saya baru paham apa kekurangan dari kamus Inggris-Indonesia yang saya miliki. Saya tidak bisa mengeksplorasi lebih jauh kata yang saya cari artinya. Dengan Websters Dictionary yang tebalnya minta ampun, saya jadi bisa tahu deskripsi suatu kata Bahasa Inggris dalam Bahasa Inggris. Sama seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia yang kita miliki. Dari deskripsi yang ada, saya bisa mencari tahu kata yang tidak saya mengerti lebih dalam lagi.
Kembali ke masa sekarang, dengan internet yang mumpuni dan memadai, kamus online sudah banyak tersedia dan Google Translate mungkin yang paling banyak dipergunakan. Saya sendiri melihat, apabila ingin cepat menguasai Bahasa Inggris, fasilitas kamus Inggris – Indonesia online semacam Google Translate tidak akan banyak membantu. Mengetahui arti suatu kata secara cepat belum tentu akan banyak membantu peningkatan pemahaman Bahasa Inggris dalam jangka panjang.
Mengetahui arti sebuah kata dari hasil menekan tombol penerjemah dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris ataupun sebaliknga menurut saya pribadi berbeda sekali dengan mencoba memahaminya dari mencari di kamus, terlebih lagi dari kamus Bahasa Inggris – Inggris. Dengan langsung menerjemahkan di Google Translate, memang kita akan mendapatkan hasilnya lebih cepat, tapi proses pencarian yang instant memberikan kesan yang minimal untuk dapat ditangkap oleh otak, paling tidak menurut saya. 😀
Apalagi ketika proses belajar yang ditempuh seperti yang pernah dilakukan oleh salah satu teman kantor saya, menggunakan Google Translate untuk menerjemahkan kalimat utuh. Banyak sekali terdapat kesalahan – kesalahan yang masih harus diperbaiki.
Saat ini, untuk membantu kelancaran penggunaan Bahasa Inggris, saya menggunakan aplikasi Dictionary yang akan menerjemahkan kata sulit yang saya cari dengan Bahasa Inggris. Dengan prinsip yang sama waktu menggunakan kamus Bahasa Inggris-Inggris. 😀
Jadi menurut saya, nikmati prosesnya ketika belajar Bahasa Inggris, sesuatu yang instan dan cepat belum tentu bertahan lama.. 🙂
One of my way to learn English is by watching a dowloaded movie and use English subtitle. Then, I also use English as a main interface language in all my gadgets and social medias.
LikeLiked by 1 person
Saya setuju (dan ini berdasarkan pengalaman belajar bahasa Inggris dan Jerman, dan dengan banyak guru yang berbeda 😀 ). Saya lebih mudah memahami dan menyerap pelajaran guru-guru yang menjelaskan menggunakan bahasa asing yang diajarkan. Misalnya jika menjelaskan arti kata. Berdasarkan pengalaman itu saya membeli kamus Inggris-Inggris dan Jerman-Inggris (saat belajar bahasa Jerman) dan bukan kamus bahasa Indonesia 😀
LikeLike
baca novel bahasa inggris termasuk cara yang menyenangkan. meskipun kepala saya ngebul juga, tapi karena baca cerita jadi maksain hahaha.
LikeLike
That’s why Google Translate mengajak kita untuk ikut “The Translate Community” supaya bisa improving tata bahasanya, karena bahasa Inggris memang bukan bahasa Indonesia yang di-ingriskan (http://www.kompasiana.com/roesharyanto/bahasa-inggris-memang-bukan-bahasa-indonesia-yang-di-inggriskan_5516e67e813311fa51bc6f02)
LikeLiked by 1 person